Who am I ?

Sunday 19 January 2014

puisi


Seribu Luka
Dikala kegelapan datang
Dihiasi gemerlap bintang
Bibawah naungan sang rembulan
Mataku masih terpejam
Merasakan tiap hembus nafas malam
Membelai wajahku dengan pelan
Menggerai rambut panjangku yang legam
Dapatku rasakan
Desir darah yang mengalir pada tubuh kecil ini
Degup jantung yang berdetak dalam dada ini
Hembus nafas  dari bibir mungil ini
Pikiranku pun melayang
Mengingat semua kenangan manis itu
Tiba tiba alarm dalam otakku berdering
Bara api cinta yang telah menjilati tubuhku
Seakan tergati oleh perihnya luka
Mengapa cinta begitu kejam ?
Perihnya luka ini bagaikan tertusuk belati
Yang kemudian kau aliri dengan air garam
Ahh.. apakah cinta selalu seperti ini?
Lihatlah aku..
Aku hanya mampu mentertawakan diriku sendiri
Tak ada lagi tawa gembira, hanya luka
Tak  ada lagi canda, hanya kecewa




No comments:

Post a Comment