Who am I ?

Sunday 19 January 2014

Puisi


Bunga Matahari

Aroma embun tercium olehku
Rintik demi rintik hujan menggema di telingaku
Kelabu menutupi mentari pancarkan sinarnya
Mata sendu ini hanya mampu menatap tangisan langit
Aku seperti bunga matahari
Aku hanya berdiri sendri tanpa kawan
Aku selalu menatang matahari ketika dia datang
Ketika matahari tak datang
Aku mengais-ngais sisa cahaya yang dia tinggalkan
Namun sekarang,
Entah kemana hilangnya matahariku
Bagaimana bisa setangkai bunga matahari
Hidup tanpa sinar matahari
aku hanya tinggal menunggu
satu persatu dari daunku
akan gugur dan akhirnya akan layu
ini hanyalah persoalan waktu
Biarkan rintik air hujan
Perlahan akan hanyutkan guguran kelopakku
Kelopak emasku yang kini sudah menua
Dan siap untuk menutup umur kehidupannya



No comments:

Post a Comment